cacao
20.54
History of chocolate
Chocolate comes from the fermented, roasted, and ground beans of the Theobroma cacao, the cacao or cocoa tree. The word "Chocolate" comes from the Nahuatl language of the Aztecs. The Nahuatl word xocolatl means "bitter water". The Precolumbian peoples of the Americas drank chocolate mixed with vanilla, chile pepper, and achiote.
Europeans sweetened it by adding sugar and milk and removing the chile pepper. They later created a process to make solid chocolate creating the modern chocolate bar. Although cocoa is originally from the Americas, today Western Africa produces almost two-thirds of the world´s cocoa, with Côte d'Ivoire growing almost half of it.
Today, it is one of the most popular and recognizable flavors in the world. There are many foods that contain chocolate such as chocolate bars, candy, ice cream, cookies, cakes, pies, chocolate mousse, and other desserts.
Mesoamerica history
The first people to have discovered the secret of cacao are thought to be the Classic Period Maya (250-900 CE). The Mayans and their ancestors in Mesoamerica took the tree from the rainforest and grew it in their backyards, where they harvested, inflame, roasted, and ground the seeds into a paste.
When mixed with water, chili peppers, cornmeal, and other ingredients, this paste made a foamy, spicy chocolate drink.
By 1400, the Aztec empire took over a sizeable part of Mesoamerica. The Aztecs traded with Mayans and other people for cacao and often needed that citizens and conquered people pay their tribute in cacao seeds—a form of Aztec money.
Like the earlier Mayans, the Aztecs also ate their bitter chocolate drink seasoned with spices—sugar was an agricultural product unavailable to the ancient Mesoamericans.
Drinking chocolate was an important part of the Maya and Aztec life. Many people in Classic Period Mayan society could drink chocolate at least on occasion, although it was a particularly favored beverage for royalty. But in Aztec society, primarily rulers, priests, decorated soldiers, and honored merchants could partake of this sacred brew.
Chocolate also played a special role in both Maya and Aztec royal and religious events. Priests presented cacao seeds as offerings to the gods and served chocolate drinks during sacred ceremonies.
Manfaat dan Bahaya Coklat |
Coklat biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang untuk pasangan. Selain lezat, cokelat memang dikenal bermanfat untuk kesehatan.
Riset dan penelitian banyak yang membuktikan bahwa coklat memiliki khasiat untuk kesehatan. Zat bio-aktifnya berupa anti oksidan memang diyakini bermanfaat dari sisi medis, dan secara psikologis mengkonsumsi coklat pun dapat menimbulkan rasa nyaman.
Meskipun begitu jangan sampai terperdaya dengan khasiat dari makanan manis nan lezat ini. Ada baiknya mempertimbangkan lagi atau pun lebih bijaksana memilih produk coklat, karena bukan mustahil Anda justru akan mendapat kerugiannya ketimbang manfaat yang diharapkan dari makanan ini.
Riset dan penelitian banyak yang membuktikan bahwa coklat memiliki khasiat untuk kesehatan. Zat bio-aktifnya berupa anti oksidan memang diyakini bermanfaat dari sisi medis, dan secara psikologis mengkonsumsi coklat pun dapat menimbulkan rasa nyaman.
Meskipun begitu jangan sampai terperdaya dengan khasiat dari makanan manis nan lezat ini. Ada baiknya mempertimbangkan lagi atau pun lebih bijaksana memilih produk coklat, karena bukan mustahil Anda justru akan mendapat kerugiannya ketimbang manfaat yang diharapkan dari makanan ini.
Coklat sebagai kudapan muncul setelah sebuah jurnal kesehatan ternama dalam edisi terbarunya menyatakan bahwa khasiat coklat kini sudah banyak "disalahgunakan". Untuk itu perlu dipertimbangkan lagi.
Pada jurnal Lancet yang melaporkan bahwa banyak produsen coklat kini justru menghilangkan kandungan flavanols karena rasanya yang pahit. Walhasil, banyak produk coklat yang beredar di pasaran saat ini hanya didominasi lemak dan gula saja. Padahal kedua zat ini justru merupakan musuh bagi jantung dan pembuluh darah.
Banyak riset yang menyatakan bahwa mengkonsumsi coklat dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan menghilangkan capek. Tetapi menurut artikel yang ditulis dalam jurnal Lancet, coklat justru bisa memperdaya.
"Ketika perusahaan coklat membuat gula-gula, bahan coklat alami padat yang membuat warna menjadi lebih hitam serta flavanols yang rasanya pahit, justru dihilangkan. Oleh karena itulah, coklat yang terlihat hitam pun bisa jadi tidak mengandung flavanol.
"Konsumen juga selalu dibuat buta dengan kandungan flavanol dalam coklat sebab produsen jarang memberi keterangan mengenai informasi ini dalam produknya," tulis Lancet. Jurnal tersebut juga menekankan bahwa meskipun flavanols terkandung dalam sebuah produk coklat, para pecinta coklat harus tetap mewaspadai zat atau kandungan lainnya.
"Setan dalam coklat hitam adalah lemak, gula dan juga kalori yang terkandung di dalamnya. Untuk mendapatkan khasiatnya buat kesehatan, untuk yang suka makan coklat hitam dalam jumlah sedang harus menyeimbangkannya dengan mengurangi asupan makanan lainnya. Ini pekerjaan yang tak mudah bahkan untuk yang rajin menjaga asupan kalori sekalipun," ungkap Lancet.
anda download paper tentang industri coklat dibawah ini
sumber dari:
Posting Komentar